Penyair, esais, pelukis. Catatan Pinggir telah terhimpun dalam 14 jilid. Buku terbarunya, antara lain, Albert Camus: Tubuh dan Sejarah, Eco dan Iman, Estetika Hitam, Dari Sinai sampai Alghazali.
Konten

Mendua
Seperti dalam kumpulan cerita pendek Mochtar Lubis Senja di Jakarta (1957), kota muncul dalam dua sisi yang pernah disebut Henri Lefebvre: scene, bagian yang ditampakkan, dan obscene, yang ditutupi.
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 18 Januari 2020

Kota
Jakarta tak dibangun seperti Paris didesain Haussmann di pertengahan abad ke-19: kota yang direkonstruksi secara menyeluruh, konsisten, dan mahal. Jakarta adalah hasil kuasi-planologi, kombinasi yang hilang bentuk, antara rancangan dan tanpa rancangan.
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 11 Januari 2020

Messiah
Berkali-kali riwayat manusia mengisahkan, dalam sebuah masa krisis yang meluas, ketika ketidakadilan dirasakan akut oleh seantero masyarakat, ketika tak tampak jalan keluar, selalu terbentuk percakapan tentang Keadilan (dengan “K”).
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 21 Desember 2019

Monumen
Bapak tak dimakamkan di Taman Pahlawan. Ibu dan kami, anak-anaknya, tak berkeberatan.
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 16 November 2019

Amarzan, Entah di Mana Sokotra
SEBUAH sajak, seorang penyair, tak pernah berada dalam vakum. Pada suatu saat, pada suatu tempat, percakapan terjadi; pada saat lain, pada tempat lain, percakapan lain terjadi—tampaknya dengan alun yang sama, tapi ada yang tak sama.
Selingan Edisi : Sabtu, 14 September 2019

Amarzan, Puisi, dan Jurnalisme
JALAN hidup Amarzan Loebis bagai sebuah lintasan yang penuh liku.
Selingan Edisi : Sabtu, 14 September 2019

Karnaval
SEBUAH kota butuh karnaval, bukan hanya pawai politik.
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 24 Agustus 2019

Bilur
Toni Morrison meninggal, 5 Agustus 2019, di New York.
Catatan Pinggir Edisi : Rabu, 14 Agustus 2019

Dasun
Hidungnya seperti dasun tunggal, pipinya seperti pauh dilayang, dagunya lebah bergantung….
Catatan Pinggir Edisi : Jumat, 9 Agustus 2019

Air
“Jadilah air!”
Catatan Pinggir Edisi : Jumat, 2 Agustus 2019

Kipandjikusmin
CERITA pendek itu jelek, tapi bukan kesusastraan yang menghakiminya. Ia justru dihukum orang-orang yang tak paham karya sastra—mungkin malah orang yang tak membacanya, atau tak mengerti bagaimana membacanya: di tahun 1968, sebuah fiksi sepanjang 4.400 kata, “Langit Makin Mendung”, jadi penting karena diteriaki menghina agama, dan kritikus sastra Indonesia terkemuka, H.B. Jassin, dihukum.
Catatan Pinggir Edisi : Sabtu, 20 Juli 2019

Jon
Kekuasaan adalah takhayul.