Yang Akrab dengan Yang Murni
Dalam pemikiran ilmunya, Arief menjalankan apa yang disebut “idealisasi”: menangkap realitas dengan cara membentuknya dalam ide—dan dengan demikian ia menganalisis problem dengan gamblang.
Mengenang Arief Budiman (1941-2020)
SEORANG anak muda 19 tahun, sebaya saya, tapi lebih kurus, lebih tinggi, dengan baju dan celana lusuh tapi bersih, dengan cara bicara yang lempang tapi tak agresif, dan dipanggil “Djin”, mengatakan ia sudah menerjemahkan satu bab dari L’Étrangère: sejak kami berkenalan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, di tahun 1960, Arief Budiman—waktu itu memakai nama “S
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini