Karnaval
PAWAI politik—kita ingat aksi yang dikenal sebagai “212”—memperlakukan jalanan bukan sebagai ruang, melainkan sebagai wadah. Karnaval sebaliknya: ia muncul seperti arus yang mengalir begitu saja; kita lebih mengalami gerak dan derasnya ketimbang mengetahui arahnya. Pawai politik, sebagaimana kongregasi atau ibadah berjemaah, diberi bentuk oleh tujuannya. Karnaval diberi bentuk oleh keasyikan.
Di Jalan Malioboro, Yogy
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini