maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Tenaga medis berjibaku menangani pasien corona dengan peralatan serba minim. Di tengah segala keterbatasan itu, sejumlah peneliti merilis bakal terjadi ledakan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Para ahli memperkirakan fasilitas pelayanan kesehatan tak mampu menampung pasien yang membutuhkan perawatan. Jumlah dokter paru pun tak cukup mengatasi lonjakan tersebut.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menceritakan pelibatan lembaganya dalam proses deteksi virus corona yang telah menginfeksi ratusan orang di Indonesia. Dengan pengalaman menangani wabah flu burung, Eijkman juga dipercaya memimpin konsorsium pengembangan vaksin untuk menangkal wabah Covid-19.
Ketika wabah Covid-19 terus memburuk, berbagai fasilitas dan peralatan kesehatan yang tersedia belum cukup untuk menghadapi skenario terburuk. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan strategi dan antisipasi pemerintah.
Sikap pemerintah dalam menangani virus corona terus menuai kritik. Sejumlah rumah sakit di daerah dan lembaga penelitian juga mempertanyakan sikap Kementerian Kesehatan yang memonopoli pengujian virus. Kekisruhan pun terjadi dalam pengadaan alat pendeteksi corona. Menghindari kericuhan di masyarakat, Presiden Jokowi menolak penyebaran corona disebut sebagai krisis.
Pemerintah Presiden Joko Widodo menetapkan wabah virus corona sebagai bencana nasional, menyusul keputusan Badan Kesehatan Dunia menjadikan Covid-19 sebagai pandemi. Juru bicara penanganan wabah virus corona, Achmad Yurianto, menjelaskan mengapa komando penanganan wabah kini berada di tangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Peneliti menemukan virus Covid-19, yang telah menginfeksi lebih dari 111 ribu orang di 108 negara, berasal dari kelelawar pemakan serangga. Setidaknya ada 108 spesies kelelawar yang menjadi inang penyakit zoonosis atau penyakit binatang yang dapat menular ke manusia. Perlu pemantauan satwa liar.
Keterbukaan pemerintah mendeteksi dan menangani penyebaran virus corona dipertanyakan oleh dunia internasional dan di dalam negeri. Menteri Luar Negeri pun melobi Badan Kesehatan Dunia. Menunjuk juru bicara penanganan corona, Istana dikabarkan gerah terhadap Menteri Kesehatan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.