Menghadang Merah dari Tanah Sultan
"Badannya sedikit kurus, tapi matanya bersinar. Kumisnya melentik ke atas. Badannya tegak dan sikapnya penuh keagungan, sehingga, walaupun beliau tidak mempedulikan lagi titel raden mas yang tersunting di hadapan namanya, namun masuknya ke dalam madjelis tetap membawa kebesaran dan kehormatan." Ini kata-kata Hamka tentang kesan yang dia dapat saat "berguru" kepada Hadji Oemar Said Tjokroaminoto di Yogyakarta pada 1924.
Dalam pengantar untuk buku Ame
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini