Rontok Pamor Tergoda Gulden
Kongres Sarekat Islam (SI) kedua di Yogyakarta pada April 1914 ibarat lonceng yang menandai akhir kejayaan Samanhoedi. Pamor tokoh pendiri yang membangun SI dari organisasi ronda Rekso Roemekso di Surakarta ini dengan cepat meredup. Usaha batiknya mulai kurang bersinar. Wibawanya sebagai ketua banyak digerogoti oleh tokoh baru yang dua tahun sebelumnya direkrutnya sendiri dari Surabaya: Oemar Said Tjokroaminoto.
Kongres kedua ini berlangsung tep
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini