Arsip
Tempo, 26 September 2004 |
Tiga hari setelah ledakan bom di depan Kedutaan Australia, Jakarta, polisi masih terus mengaduk-aduk kubangan bekas ledakan. Di tengah tumpukan puing yang bercampur dengan ceceran daging manusia, ditemukan sekeping pecahan baterai 9 volt. Menurut polisi, ini ”tanda tangan” khusus dari sang peracik.
Pecahan bangkai baterai bermerek Supercell itu rupanya membuat polisi yakin bom itu buatan Azahari bin Husin, yang diba
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini