maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Pemimpin besar Pasukan Merah setanah Dayak, Pangalangok Jilah, datang ke Jakarta setelah Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan, Effendi Buhing, ditangkap paksa oleh polisi dengan tuduhan mencuri mesin gergaji chainsaw milik PT Sawit Mandiri Lestari. Dipesani leluhur untuk menyatukan masyarakat Dayak yang sudah terkotak-kotak.
Penangkapan Ketua Komunitas Adat Laman Kinipan, Effendi Buhing, akhir Agustus lalu membawa nama Tariu Borneo Bangkule Rajangk ke permukaan. Laskar berjulukan Pasukan Merah itu tampil membela tokoh adat asal Lamandau, Kalimantan Tengah, tersebut. Sang pemimpin, Pangalangok Jilah, mengklaim anggota pasukannya yang berkisar 50 ribu orang tersebar di penjuru Kalimantan, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam, dan dipimpin 91 panglima. Sementara dulu bergerak dalam pelestarian adat dan budaya, kini Pasukan Merah juga berfokus pada advokasi anggotanya yang tersangkut kasus hukum. Tempo melaporkan dari Bukit Raya Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, salah satu hutan adat yang dirawat Pasukan Merah.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.