Enak Dibaca dan Perlu
BerlanggananDapatkan diskon 45% di setiap pembelian paket berlangganan TEMPO.
Pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19 mengubah cara orang bekerja, termasuk para komika. Tanpa interaksi dengan penonton langsung, mereka kesulitan melakukan stand up comedy. Sebagian beradaptasi dengan merekam karya mereka, meski tanpa derai tawa penonton. Yang lain memilih tetap membuka panggung tatap muka dengan berbagai persyaratan.
Pemeriksaan rata-rata orang per hari yang dilakukan pemerintah sudah mendekati standar minimum Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tak pelak, di negeri jiran, kata asing, seperti convention, ditulis dengan konvensyen. Meskipun, anehnya, komunikasi tidak diserap dengan komunikesyen.
Pandemi Covid-19 terjadi dengan sangat cepat. Penyakit baru tersebut membuat semua orang tergagap, termasuk tenaga kesehatan yang menjadi penjaga gawang penanganan pasien. Hingga 10 November lalu, sebanyak 282 tenaga kesehatan meninggal akibat pagebluk. Di sisi lain, sebagian masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan. Kondisi ini mempengaruhi mental para petugas medis. Sebagian dari mereka menderita burnout, beberapa di antaranya sudah dalam tahap depresi. Kondisi itu membuat mereka rentan terjangkit Covid-19.
Dapatkan diskon 45% di setiap pembelian paket berlangganan TEMPO.