Wabah flu burung rupanya membikin ngeri sang Jenderal. Dia menitipkan 42 ekor koleksi unggasnya ke Taman Safari, Cisarua. ”Saya takut diprotes tetangga,” katanya. Rombongan ”pengungsi” itu terdiri dari beo nias, cucakrawa, poksai, ayam hutan, ayam cemani, ayam bangkok, dan ayam pelung. Semuanya mahir berkicau dalam aneka nada dan gaya.
Hendro mengaku kesepian betul tanpa rombongan unggas di rumahnya yang seluas 1.200 meter persegi. Rumah itu kini hanya dihuni berdua dengan istrinya karena tiga anak mereka telah berumah tangga. Walau masih ada beberapa ajudan, pembantu, dan sopir, Hendro tetap merasa sunyi. ”Sejak burung-burung itu mengungsi, rumah ini sepi kayak kuburan,” ujar kakek delapan cucu ini dalam nada memelas.