Laut
Pesisir adalah anathema. Sampai abad ke-20, bahasa orang pesisir tak dianggap layak sebagai bahasa Jawa yang “baik dan benar”.
Nenek moyangku seorang pelaut
gemar mengarung luas samudra
.Tapi laut adalah bagian yang bisu dalam narasi tradisional sebagian penghuni Indonesia.
Lakon wayang tak dimulai dan diakhiri dengan laut, melainkan dengan gunungan: kerucut dua dimensi yang berisi relief pohon dan hewan hutan. Jika yang hendak dilambangkan di sana adalah semesta yang sakral dan berwibawa, laut tak masuk hitungan.
Memang, sebuah negara yang ideal dalam imajinasi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini