“Panggil Aku…”
Bahasa Kartini, bahasa seorang berusia 20-an, seperti badai, meskipun tak segera kelihatan. Tak linear, tak datar. Ungkapan hiperbolik muncul di pelbagai bagian, terutama ketika ia menyebut sesuatu (atau seseorang) yang disukainya. Tanda seru bertaburan.
SIAPAKAH Kartini? Kita mengenalnya sebagai seorang tokoh sejarah dari surat-suratnya—sehimpun rekaman pikiran yang mengagumkan, menyentuh, kadang-kadang membingungkan, dan selamanya berbicara tentang cita-cita dan dunianya. Tapi dapatkah kita menyimpulkan “siapa” dia?
Kartini menulis berpuluh-puluh surat kepada sahabat dan kenalannya, yang disiarkan setelah ia wafat. Surat pribadi memang bisa jadi kunci masuk ke dalam diri sese
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini