maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Benazir Bhutto memancangkan kalimat itu setelah selamat dari pengeboman pada Oktober lalu. Ya, ia seperti tengah meramal garis hidupnya. Datang dari pengasingannya di London untuk menyongsong bahaya, tapi ia tak surut. ”Karena saya merasa negeri ini dalam bahaya.”
Desing peluru dan bom bunuh diri di Rawalpindi pada Kamis lalu itu pun menghentikan langkahnya. Benazir berpulang di usia 54 tahun. Suhu politik Pakistan seketika mendidih. Pemilu pekan depan terancam batal. Kerusuhan di beberapa kota meledak. Puluhan orang tewas. Akan seperti apa masa depan Pakistan? Apakah Musharraf tetap bertakhta di tampuk kekuasaan? Tempo melaporkan dari Islamabad, Pakistan.
Ini adalah bagian dari mekanisme penyelamatan bumi dari ancaman pemanasan global. Kandungan karbon mesti tetap terjaga di perut bumi agar tak menguap ke angkasa, mendidihkan suhu alam semesta, melelehkan es di kutub.
Misi Indonesia adalah meloloskan skema pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi (REDD). Ini semacam imbalan untuk upaya penjagaan kandungan karbon di hutan dan tanah gambut. Pertanyaannya: apa yang akan dijual Indonesia saat deru mesin-mesin tebang kayu justru kencang melaju? Seberapa banyak hutan kita tersisa? Tempo melaporkan dari hutan Riau, Kalimantan, dan Papua.
Hotel Novotel di Surabaya heboh, Selasa pekan lalu. Lima tamunya yang menginap di kamar lantai tiga dan empat, pada dini hari diam-diam menggelar ”pesta” . Sekitar pukul 03.00, acara itu didatangi enam polisi. Pesta di kamar 465 itu bukan pesta betulan, melainkan ”pesta” sabu-sabu yang melibatkan aktor Roy Marten, 54 tahun.
Lima orang, yang semuanya mantan narapidana narkoba, termasuk Roy, ditangkap. Mereka ditengarai telah membentuk jaringan perdagangan obat terlarang yang terkoneksi antarsel di dalam maupun di luar penjara. Bintang film Cintaku di Kampus Biru itu baru dua bulan bebas dari penjara Cipinang, juga karena urusan sabu-sabu.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.