maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
FESTIVAL Film Cannes diselenggarakan secara on site di Prancis pada 6-17 Juli 2021 setelah vakum setahun karena pandemi Covid-19. Jadwal perhelatan ke-74 ini pun sempat dimundurkan dari Mei menjadi Juni. Sempat pula muncul simpang-siur informasi menjelang pembukaan festival, seperti mengenai kewajiban karantina bagi tamu yang berasal dari negara dalam daftar oranye dan tetek-bengek seputar vaksin Covid-19. Yosep Anggi Noen, salah satu sutradara yang menghadiri Festival Film Cannes, menuliskan reportase untuk Tempo. Anggi menceritakan beberapa film menarik yang ia tonton di Palais des Festivals. Festival Film Cannes kali ini mencatat sejarah baru, yakni terpilihnya Titane karya Julia Ducournau sebagai pemenang Palme d’Or. Ducournau menjadi sutradara perempuan kedua yang meraih penghargaan tertinggi Festival Film Cannes itu.
Rubrik Seni telah menghiasi majalah Tempo sejak terbit perdana. Deretan seniman yang duduk pula sebagai anggota redaksi Tempo memastikan tulisan untuk halaman ini senantiasa renyah dan bermutu. Rubrik ini hampir selalu sepi pembaca, tapi terus dipertahankan demi suatu misi.
Dalam tahun-tahun belakangan, genre komedi jarang dinilai serius dalam perhelatan penghargaan sinema. Kemunculan film komedi yang digarap baik sekaligus berupaya menyampaikan sesuatu hanya ada di masa lalu. Dalam Mekah I'm Coming, kita dapat menemukan kembali apa yang sudah lama hilang itu.
Nano Riantiarno mampu memainkan karakter seorang lelaki tua Cina dengan natural. Sebagai sosok Babah, Nano sanggup menyediakan ruang bagi perubahan karakter tokoh lain dengan sangat bagus. Seringnya Nano mementaskan naskah klasik Cina dalam teater membuat dia mampu memahami karakter dan persoalan keluarga yang dihadapi Babah.
Dea Panendra menghidupkan berbagai lapisan karakter saat memerankan Khansa dalam film Jakarta, City of Dreamers. Dia menjadi pengguna narkotik, perias mayat, kidal, dan harus pula menaklukkan suatu adegan menantang. Keberhasilan Dea menampilkan seni peran yang menguji batas kemampuannya membuat dia dinobatkan sebagai Aktris Pendukung Pilihan Tempo 2020.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.