Membumikan Kembali Tari Tradisi
Sardono W. Kusumo menggebrak dunia tari kontemporer Indonesia dengan koreografinya. Untuk Sardono, modernisasi tari tidak hanya menyentuh kulit, tapi esensinya.
Oleh: Sal Murgiyanto
Pada suatu hari di bulan Mei. France Soir, salah satu harian terkemuka di Prancis, menulis sukses dua orang pemuda Jawa. Penari Sentot dan Sardono, yang sedang berada di Paris, setengah tidak percaya membaca ocehan kritikus Jacqueline Cartier, yang tampak tidak dapat menahan dirinya untuk memuji. Hanya sesudah harian terpercaya yang bernama Le Monde dan kemudian disusul oleh harian Le Figaro meniup balon yang sama, berita
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini