Kekayaan Tradisi Tuak Kita
Minuman beralkohol lokal di sejumlah daerah erat dengan tradisi. Sebagian peramu kini mulai menjualnya dengan kemasan menarik.
MERACIK tuak menjadi keseharian Katarina Megawati, 28 tahun, dari komunitas Buluso Rayo, Sekatak, Bulungan, Kalimantan Utara. Pada Jumat, 4 September lalu, misalnya, saat ia meramu tuak di satu tong besar di dapur rumahnya. Tong itu berdampingan dengan tempayan berisi pengasi, minuman adat setempat yang juga bikinan Katarina. Tak hanya piawai membuat pengasi dan arak, Katarina juga bisa membikin ciu. Kemampuan itu ia pelajari dari ibu dan kakak p
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini