maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Menteri Baru di Ujung Kekuasaan Jokowi

Penunjukan Saifullah Yusuf sebagai Menteri Sosial kental aroma politik. Presiden Jokowi seharusnya berfokus menyelesaikan masalah kemiskinan.

arsip tempo : 172668414060.

Menteri Baru di Ujung Kekuasaan. tempo : 172668414060.

APA yang bisa dilakukan Saifullah Yusuf yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial sebulan sebelum kabinet Joko Widodo berakhir? Lazimnya kegiatan pada hari-hari terakhir pemerintahan seperti saat ini adalah melakukan transisi kepada presiden terpilih. Penunjukan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menyerupai hadiah yang diberikan Jokowi pada akhir masa kekuasaannya.

Betapa pun hebatnya Saifullah, ia tak akan bisa berbuat banyak untuk mengambil kebijakan teknokratik dalam 39 hari sisa pemerintahan Jokowi. Ia, tentu, perlu waktu untuk memastikan kementeriannya bisa berjalan sesuai dengan tugasnya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015, Kementerian Sosial bertugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin. Jangankan memikirkan tugas itu, ia barangkali belum mengenal semua bawahan ketika bulan depan harus mengakhiri jabatannya.

Jokowi melantik Saifullah Yusuf sebagai Menteri Sosial menggantikan Tri Rismaharini yang mundur untuk menjadi calon Gubernur Jawa Timur pada 11 September 2024. Presiden beralasan, pengangkatan Menteri Sosial definitif dilakukan lantaran pekerjaan di kementerian itu sangat besar dan menyangkut masyarakat bawah. Ia mengatakan, jika tak dipimpin pejabat definitif, hasilnya akan berbeda.

Kenyataannya, pengisian kursi yang ditinggalkan Risma itu tak akan banyak membawa manfaat untuk publik. Jokowi semestinya bisa menunjuk pelaksana tugas, misalnya, dari pejabat senior di dalam kementerian. Ia pun bisa menunjuk menteri lain untuk sementara merangkap jabatan Menteri Sosial. Toh, kabinet juga tinggal menghitung hari. Lalu menteri definitif akan ditunjuk presiden baru, Prabowo Subianto.

Pemerintahan baru perlu memastikan tak terjadi lagi korupsi yang seolah-olah melekat dengan Kementerian Sosial. Presiden Abdurrahman Wahid bahkan membubarkan kementerian itu dengan alasan “tikus-tikus sudah menguasai lumbungnya”. Pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah harus masuk penjara karena terjerat kasus korupsi impor sapi dan pengadaan mesin jahit. Pada era Jokowi, dua Menteri Sosial-nya pun menghadapi perkara sama. Idrus Marham masuk bui karena korupsi yang dilakukan sebelum dia memimpin kementerian itu.

Kasus korupsi terjadi lagi saat Kementerian Sosial dipimpin politikus PDI Perjuangan, Juliari Batubara. Ia terjerat kasus korupsi bantuan sosial pada masa pandemi Covid-19. Bantuan sosial yang seharusnya dinikmati kelompok masyarakat miskin menjadi bancakan kalangan elite, termasuk para politikus partai.

Mungkin saja Saifullah akan terus mengisi posisi itu pada pemerintahan Prabowo. Jika benar terjadi, ia akan menjauhkan harapan terbentuknya Kementerian Sosial yang bersih. Jelas, pengangkatannya kini merupakan bagian dari politik balas budi. Pengurus Nahdlatul Ulama, termasuk dia, terang-terangan mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden lalu.

Pengisian jabatan yang lebih kental didasarkan pada balas jasa tidak memberi sinyal positif bakal terjadi perbaikan di Kementerian Sosial. Padahal, kementerian perlu pimpinan yang terbebas dari utang budi jabatan.

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Menteri Baru di Ujung Kekuasaan"

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 15 September 2024

  • 8 September 2024

  • 1 September 2024

  • 25 Agustus 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan