Langka Obat di Tengah Pandemi
Kisruh pengadaan obat terjadi setelah Kementerian Kesehatan mengubah sistem tender. Obat penyelamat nyawa seperti antiretroviral pun habis di beberapa daerah. Perubahan sistem tender membuat pengusaha ragu-ragu mengadakan obat.
DI hadapan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada pertengahan Februari lalu, Aditya Wardhana mengemukakan kegusarannya terhadap nasib penyandang human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome atau HIV/AIDS. Direktur Eksekutif Koalisi AIDS Indonesia itu mengatakan terjadi kelangkaan obat antiretroviral (ARV) jenis tenofovir, lamivudine, dan efavirenz di pasaran. “Tanpa obat itu, nyawa orang dengan HIV/AIDS terancam,” kat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini