Pasien, Doa, dan Asap Sabu
KOMPLEKS Permata bagai mati suri. Rabu pekan lalu, belum pukul 10 malam, tak satu pun warga di luar rumah. Tak ada dentaman house music, menu keseharian permukiman ini. "Sepi, Bos. Enggak ada yang buka," kata seorang lelaki yang kami temui di sudut pertigaan.
Lelaki masygul itu berdiri mendekat. "Kalau Bos mau, bisa saya cariin, tapi barang mesti dibawa keluar," katanya. Kami mafhum, laki-laki ini menawarkan narkoba.
Dua hari sebelumnya, Kepolisia
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini