Seandainya
Benedict R.O.G. Anderson
KETIKA datang pertama kali ke Indonesia menjelang akhir 1961, harus diakui bahwa saya tidak terlalu peduli pada masa Demokrasi Liberal/Konstitusional yang sudah lewat beberapa tahun. Anak ingusan, memang. Tetapi mungkin juga karena saya merasa bahwa Demokrasi Terpimpin dalam prakteknya—paling sedikit di Jakarta—tidak terlalu terpimpin. Meminjam perkataan seorang Marxis Austria yang pasti jahanam, demokrasi j
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini