Nabi Yunus dan Paus Sungai Yangtze
TERBENTANG 6.300 kilometer dari barat ke timur Tiongkok, Sungai Yangtze adalah denyut nadi bangsa Cina. Sejak beribu tahun silam, bengawan ini merupakan sarana transportasi manusia dan barang selain tapal batas yang memisahkan Cina bagian utara dan selatan.
Yangtze juga saksi sejarah tenggelamnya kota-kota di sepanjang sungai akibat pembangunan Bendungan Tiga Ngarai. Demi listrik dalam jumlah besar, naiknya permukaan sungai menghancurkan banyak situs purbakala dan mengubah kehidupan lebih dari satu juta warga Tiongkok.
Wartawan Tempo Arif Zulkifli selama tiga hari, pada pertengahan April lalu, mengarungi Sungai Yangtze. Reportase dari Chongqing di Cina Barat Daya hingga Yichang di Provinsi Hubei: cerita tentang penduduk yang direlokasi, museum-museum yang menyimpan sejarah panjang, dan alam dengan keindahan yang tak tepermanai.
DISKUSI hangat itu terjadi di ruang tamu lantai dua kediaman Tong Hu Li, pertengahan April lalu. Lelaki 53 tahun itu adalah petani yang direlokasi karena kampungnya di Feng Du, di tepi Sungai Yangtze, Cina, terendam air akibat pembangunan Bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges).
Di depannya, 15 turis Amerika duduk di kursi plastik dalam formasi melingkar. Tak berbahasa Inggris, Tong berbicara dengan bantuan Three Shi, seorang pemandu.
Mengunjungi To
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini