Han Awal, Guru Kami
Universitas Indonesia pada 1987 adalah sebuah tempat antah-berantah, jauh di luar Jakarta, yang harus ditempuh dengan menembus kemacetan Pasar Minggu dan kesemrawutan angkutan kota di LA-istilah keren untuk Lenteng Agung. Dan tiba terlambat, bagi seorang dosen, bukanlah dosa besar.
Saya tidak tahu bapak yang rambutnya hampir semua putih itu datang dari mana, tapi beliau meminta maaf dengan tulus. Satu hal yang paling berkesan adalah gerak tubuhn
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini