maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Lilin Kecil Kota Padang untuk Indonesia

Pemerintah Kota Padang menyiapkan generasi bermartabat yang kaya muatan lokal. Siap mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. 

arsip tempo : 172659619566.

Penjabat Wali Kota Padang Andree Algamar berfoto bersama dengan peserta pawai Telong-telong saat memperongati hari jadi Kota Padang ke-355, di depan Kantor Balai Kota Lama, Rabu, 7 Agustus 2024. Dok.Pemkot Padang. tempo : 172659619566.

RATUSAN orang memadati Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa, 6 Agustus 2024. Mereka menenteng lampu atau lampion dalam berbagai bentuk yang disebut telong-telong. Malam itu, mereka berpawai menuju Balai Kota Lama untuk mengikuti Festival Siti Nurbaya.  

Pawai telong-telong menjadi penutup rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke 355 Kota Padang. Peringatan itu memiliki arti penting dalam sejarah perjuangan rakyat melawan penjajah. Kegiatan ini dilakukan setiap 6 Agustus malam untuk memperingati keberhasilan masyarakat Kota Padang menduduki loji Belanda di Muaro Padang pada 1669. 

Pawai yang rutin digelar Pemerintah Kota Padang menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Kota Padang pada 7 Agustus ini beriringan dengan menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. “Kami bersyukur Indonesia sudah 79 tahun bebas dari penjajahan,” kata Penjabat Wali Kota Padang Andree Algamar. 

Membangun masyarakat Padang dan Indonesia merupakan cita-cita bersama. “Saat ini, kami sudah bisa merasakan kemerdekaan. Kami bisa berpendapat, memberi masukan, mengelola keuangan sendiri, dan mengelola daerah sendiri,” kata Andree.  

Dia mengapresiasi kinerja pemerintah dalam mengisi kemerdekaan. Indonesia sedang bertumbuh di jalan yang benar untuk menjadi raksasa ekonomi dunia. 

Oleh karena itu, Andree berharap masyarakat dapat memupuk rasa kebersamaan, menyibukkan diri melakukan hal-hal baik, serta tidak banyak berdebat dan saling menyalahkan. Dia meminta masyarakat memberikan baktinya kepada negara. “Jangan tanya apa yang negara berikan kepada kami, tetapi tanyakan apa yang telah kami berikan kepada negara,” ujarnya. 

Dia mengutip pernyataan Bung Hatta yang menyatakan Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tetapi karena lilin-lilin di desa. “Padang sebagai daerah kota ingin menghidupkan lilin kecil, memelihara semangat pembangunan dan kesatuan Republik Indonesia,” kata Andree. 

Pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Padang dimulai dengan kepedulian terhadap generasi muda. Bonus demografi dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. “Kami menyiapkan 

Menyiapkan generasi yang bermartabat, punya literasi yang cukup,” ujarnya.

Dia berharap generasi muda adalah generasi yang mencintai Tanah Air, menguasai keterampilan hidup dan memiliki fisik yang sehat. “Karena sehat merupakan modal utama dalam pembangunan,” kata Andree. 

Pemerintah Kota Padang, Andree menuturkan sangat peduli dengan keberlangsungan generasi. Sejak dini, pemerintah memperhatikan aspek kesehatan agar tumbuh generasi yang cerdas dan berdaya saing. 

Anak-anak diberikan makanan tambahan dan imunisasi yang lengkap. Perkembangan kesehatan anak selalu dipantau agar menjadi generasi yang sehat. 

Di bidang pendidikan, pemerintah kota menyiapkan muatan lokal seperti materi mengenai keminangkabauan. Menurut Andree, meskipun saat ini zaman sudah maju dan banyak informasi yang didapat, namun jati diri bangsa dan jati diri sebagai orang Minang harus terus dipelihara.

Dia mengatakan muatan lokal diajarkan sejak jenjang SD dan SMP. Para siswa diberikan peljaran tentang adat istiadat, tata cara makan dan tata cara pergaulan di Minang. “Adat Minang itu awet melalui pelaksanaan muatan lokal di sekolah-sekolah, seperti tarian, rendang, maupun pantun,” ujar Andree. 

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 15 September 2024

  • 8 September 2024

  • 1 September 2024

  • 25 Agustus 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan