maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Coca-Cola

Bergerak Bersama Mendukung Ekonomi Sirkular Closed-Loop

Pengolahan botol plastik kemasan bekas pakai produk Coca-Cola di pabrik daur ulang Amandina Bumi Nusantara.#InfoTempo

arsip tempo : 173058314539.

Pengolahan botol plastik kemasan bekas pakai produk Coca-Cola di pabrik daur ulang Amandina Bumi Nusantara.. tempo : 173058314539.

Penerapan ekonomi sirkular di Indonesia bukan perkara mudah.  Kendati istilah itu sudah sering didengar, belum semua masyarakat memahami konsep dan implementasinya.  Apalagi, menjadikannya sebagai kebiasaan dalam keseharian. 

Chief Commercial Officer (CCO) Ecoxyztem, Andreas Pandu Wirawan menjelaskan, ekonomi sirkular sesungguhnya terbagi dua, open loop dan closed loop. Pada open loop, sebuah produk saat menjadi sampah ada kemungkinan digunakan dalam bentuk lain, namun tidak bertahan lama sehingga akhirnya dibuang. 

Sedangkan closed loop memungkinkan produk tersebut dapat didaur ulang agar dapat kembali menjadi benda lain yang berdaya dan bernilai guna. Kemasan bekas pakai akan dipecah, dilebur lalu dibentuk salah satunya dapat kembali menjadi produk yang sama. Proses ini terus berputar melalui loop tertutup atau berulang-ulang, yang pada akhirnya akan bantu mengurangi sampah kemasan tercemar.

"Mungkin karena kesadaran di masyarakat belum terbentuk, sehingga sampah seperti kemasan bekas pakai masih banyak dan ada di mana-mana, " ujarnya saat menjadi narasumber talkshow bertajuk "#JagaIndonesia : Menciptakan Ekosistem Pengelolaan Kemasan Pasca-Konsumsi Guna Mendorong Dampak Sosial" yang diinisiasi Coca-Cola Indonesia di Gandaria City, Jakarta, Sabtu, 17 Juni 2023.

Pandu menuturkan, closed loop merupakan tujuan terbaik ekonomi sirkular. Untuk mencapai target tersebut, kuncinya adalah kolaborasi semua pihak.  Pendapat ini disepakati 100 persen oleh Managing Director dan Co-Founder Nara Synergy, Angelina Callista. "Dengan combine forces (kekuatan gabungan) semua pihak, kita akan sadari bahwa impact-nya akan lebih besar. "

Nara Synergy, organisasi yang dipimpin Angelina berfokus pada pemberdayaan masyarakat.  Salah satu fokusnya di bidang lingkungan.  Sejatinya, banyak komunitas yang bergerak di sektor serupa.  Tantangannya, kata Angelina, adalah menyatukan visi semua komunitas yang ada. 

Sedangkan Pandu memiliki tantangan berbeda. Ecoxyztem adalah perusahaan rintisan (startup) di bidang lingkungan. Sebenarnya Ecoxyztem dapat berbangga karena masih sedikit startup di Indonesia yang bergerak di bidang serupa. Namun, permasalahan utama startup adalah permodalan, sehingga keberlanjutan usaha menjadi problema dalam menjalin kerja sama.

Lain lagi dengan Ahmad Zakky Habibie, Direktur Eksekutif Ancora Foundation – yayasan nirlaba di sektor pendidikan – menyebut tantangan yang dihadapi saat ini adalah mengedukasi masyarakat sesuai jenjang pendidikannya agar mudah dipahami.  "Menjelaskan ekonomi sirkular kepada anak SD tentu berbeda dengan anak SMP, SMA, hingga mahasiswa.  Semakin tinggi, akan kompleks pembahasannya, " kata dia. 

Berbagi tantangan tentang penerapan ekonomi sirkular closed loop coba dijawab oleh Coca-Cola Indonesia bersama Coca-Cola Europacific Partners Indonesia. Pada Februari silam, mereka telah meresmikan pabrik daur ulang rPET atau recycled PET, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Dynapack Asia. Saat ini, Amandina mampu memproduksi 25.000 ton recycled PET per tahun.

Pabriknya yang berlokasi di Cikarang ini memungkinkan proses "Dari Botol Jadi Botol". Artinya, kemasan plastik bekas pakai dari botol produk Coca-Cola diolah ulang menjadi botol baru. Bahkan, Coca-Cola Indonesia telah mengumumkan peluncuran nasional untuk kemasan botol yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang (rPET) untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml  pada Jumat kemarin, 16 Juni 2023.

Proses produksi di pabrik ini melibatkan anak perusahaan Coca-Cola, Mahija Parahita Nusantara, yakni yayasan sosial nirlaba yang bertugas melakukan pengumpulan limbah botol Coca-Cola, Sprite, hingga Fanta. Adapun dalam aksi pengumpulan ini, Mahija memberdayakan para pemulung atau pahlawan daur ulang (recycling heroes). 

Pelibatan pahlawan daur ulang ini, menurut Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara, Suharji Gasali, karena perusahaan menyadari ekonomi sirkular memiliki nilai ekonomis. "Bisnis (sampah kemasan bekas pakai) ini sebenarnya memiliki peluang yang cukup besar.  Sekarang yang perlu dilakukan adalah menjadikannya sustainable, " kata dia. 

Kehadiran pabrik daur ulang Amandina Bumi Nusantara yang berkolaborasi dengan Yayasan Mahija Parahita Nusantara  serta hadirnya botol kemasan dari hasil daur ulang (rPET) juga menjadi jawaban terhadap penerapan ekonomi sirkular closed-loop, yakni mengubah limbah menjadi produk baru, bottle to bottle. "Karena itu, kami sekarang sedang membuka kolaborasi lebih luas lagi," kata Suharji.

Tawaran kerja sama ini disambut gembira oleh Zakky, Pandu, dan Angelina. Pandu menyatakan siap bekerja sama dengan Mahija untuk terlibat dalam supply chain sehingga pengumpulannya bisa lebih luas dan praktis.

Sedangkan Zakky mengatakan, inovasi Coca-Cola ini memudahkannya memberi edukasi kepada siswa di tiap jenjang pendidikan. “Ancora belajar banyak dari Coca-Cola. Kita jadi tahu implementasi ekonomi sirkular closed-loop melalui botol Coca-Cola rPET ini. Dari situ kita menyebarkan pengetahuan ini bahwa ekonomi sirkular bukan sekadar kata-kata, tapi harus didukung aksi nyata.”

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 27 Oktober 2024

  • 20 Oktober 2024

  • 13 Oktober 2024

  • 6 Oktober 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan