Kolaborasi Mempercepat Vaksinasi Covid-19
Kepolisian RI bersama TNI, pemerintah pusat dan daerah bersama-sama mendorong vaksinasi. Mencegah kerumunan dengan menggelar operasi yustisi.
Keberhasilan vaksinasi Covid-19 tidak bisa dicapai hanya dengan memastikan ketersediaan stok vaksin. Distribusi dan konsistensi yang baik dalam pencapaian target juga menjadi indikator penting dalam keberhasilan vaksinasi.
Selain itu, konsistensi dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19 perlu melibatkan pemangku kepentingan baik dari unsur kesehatan maupun non-kesehatan. Karena itu, percepatan vaksinasi dapat dicapai berkat usaha optimal dan gotong royong dari semua pihak, terutama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementerian Kesehatan, Badan Intelijen Negara (BIN), BUMN, pemerintah daerah, organisasi keagamaan dan sosial dan swasta.
Kepolisian Republik Indonesia terus mengupayakan percepatan penanganan dan vaksinasi Covid-19. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Ramadhan, mengatakan salah satu poin dari 16 Program Prioritas Kapolri adalah pemantapan dukungan Polri dalam penanganan Covid-19. “Kami melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah, TNI dan tenaga kesehatan,” ujarnya dalam acara Ngobrol Tempo tentang Pahlawan Vaksin dengan tema ‘Kolaborasi Melawan Covid-19’, Jumat, 31 Desember 2021.
Setelah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, kata dia, Polri melakukan edukasi dan sosialisasi secara masif tentang Covid-19. "Agar masyarakat dapat disiplin mematuhi protokol kesehatan,” tuturnya.
Program lainnya, kata Ramadhan, adalah pembinaan program kepolisian daerah tentang penanganan, pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Salah satunya adalah mencegah terjadi kerumunan yang berpotensi penyebab penularan virus corona. "Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengadakan operasi yustisi pelanggar protokol kesehatan," ujarnya.
Begitu juga dalam percepatan vaksinasi, Polri bekerjasama dengan TNI. Saat ini pemberian caksin yang dilakukan Polri sudah mencapai target sekitar 42 juta vaksinasi, terdiri dari 25 juta dosis pertama (61,17 persen) dan dosis kedua sejumlah 17 juta (41,50 persen). Selain itu, Polri juga menyalurkan bantuan sosial sebanyak 750.780 paket sembako, 3.753 ton beras, 763.079 alat kesehatan/APD dan 143.467 dapur umum.
Program penanganan Covid-19 dan percepatan vaksinasi juga dilakukan TNI. Kepala Pusat Kesehatan Mayor Jenderal TNI Budiman, mengatakan strategi yang dijalankan sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI dengan mempersiapkan seluruh fasilitas kesehatan militer.
Saat ini, terdapat 110 rumah sakit yang dipersiapkan dan telah diverifikasi dari Angkatan Darat, Laut dan Udara. Kemudian, ada gabungan 700 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) TNI dan sudah diverifikasi sarana prasarananya.
Strategi kedua adalah melaksanakan serbuan vaksinasi secara mandiri maupun bersama tiga pilar, yakni Pemda, TNI dan Polri. Ketiga, melaksanakan vaksinasi door to door bersama Polri terutama di daerah-daerah aglomerasi. "Terakhir, menambah jumlah vaksinator sebanyak 10.000 dari TNI, dan relawan sebanyak 700 orang," kata Budiman.
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi, mengatakan berdasarkan data 30 Desember 2021, sebanyak 271,9 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dosis pertama sebanyak 159 juta dosis (76,5 persen), dan 112,6 juta penerima dosis lengkap (54 persen).
Menurut Nadia, kolaborasi dengan TNI dan Polri ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga di daerah-daerah terpencil. Hal ini merupakan upaya untuk memastikan target 70 persen masyarakat Indonesia mendapatkan vaksin.
Nadia menjelaskan, pada 29 Desember 2021, terdapat 194 kasus harian, 10 kematian, dan 0,1 persen positivity rate (PR). Data ini menunjukkan laju penularan yang sangat baik.
"Saat ini, 50 persen penduduk sudah mendapatkan dosis secara lengkap. Tapi, pekerjaan rumah utama adalah mengejar lansia, karena baru 14 juta dari 21,5 juta yang mendapatkan vaksin dosis pertama," kata Nadia.