Korban
Upacara itu khidmat, dan buas. Hewan-hewan yang diikat itu dibantai segera. Kecuali Agnisakha. Sebab sebuah pembunuhan yang lebih spektakuler menanti sahabat Subhrata itu.
Ada sebuah cerita—fiktif tentu—dari sebuah kerajaan di tanah tinggi Dakkhana, di barat daya India, di abad pertama Masehi, tentang Subhrata. Ia anak lelaki berumur 15 tahun yang merawat seekor kuda putih berbintik-bintik hitam, yang, sebagaimana keharusan agama, dipersiapkan untuk upacara korban Aśvamedha. Kuda itu diberi nama Agnisakha, “angin api”.
Adapun Baginda Satakarni I, raja ke-3 dari dinasti Satavahana, berniat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini