Arsitek Lima Sekawan
Semua bermula dari kegiatan pameran mahasiswa Indonesia di Jurusan Arsitektur Universitas Delf, Belanda, pada awal 1950-an. Pameran itu mendapat perhatian teman-teman pelajar. Sejak itu, Han Awal, Sujudi, Bianpoen, Mustafa Pamuntjak, dan Soewondo selalu berdiskusi untuk mencari unsur-unsur arsitektur tradisional Indonesia yang bisa masuk ke gaya modern.
Nama "atap" mereka pilih karena arsitektur Indonesia memiliki keistimewaan pada naungan. "Bentuk
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini