Alumnus Ilmu Linguistik Universitas Indonesia
Konten
Bagaimana Menentukan Kematian Tak Wajar
Istilah kematian wajar atau kematian tidak wajar bersifat abu-abu. Tidak ada standar internasional dalam kedokteran forensik.
Bahasa Edisi : Minggu, 4 Agustus 2024
Di Balik Politik Perubahan Nama Jalan
Pemberian nama tokoh tertentu untuk nama-nama jalan sebenarnya bersifat politis, meskipun kerap melanggar aturan.
Bahasa Edisi : Minggu, 24 Maret 2024
Apa Itu Skena
Istilah skena pada mulanya merupakan padanan bagi scene. Kini ia viral sebagai akronim dari “sua, cengkerama, dan kelana”.
Bahasa Edisi : Minggu, 10 Desember 2023
Mengapa Bahasa Menyediakan Seksisme
Bahasa yang seksis lahir dari budaya patriarki yang mengakar lama. Dilembagakan oleh negara.
Bahasa Edisi : Minggu, 20 Agustus 2023
Pidana Penjara Seumur Hidup
Frasa pidana penjara seumur hidup mengandung nuansa eufemistis. Mengapa?
Bahasa Edisi : Minggu, 5 Maret 2023
Kondisi Felisitas
Sebagai subteori yang bersifat terapan, kondisi felisitas sangat membantu linguis forensik dalam bekerja.
Bahasa Edisi : Minggu, 1 Januari 2023
Kurasao
KBBI unsur serapan yang mengandung huruf ç mesti diubah menjadi s. Bagaimana dengan Curaçao? Bisakah jadi Kurasao?
Bahasa Edisi : Minggu, 6 November 2022
Tamasya Eksonim
KBBI tak konsisten menyerap eksonim. Iraq jadi Irak, tapi Qatar bukan Katar.
Bahasa Edisi : Sabtu, 6 Agustus 2022
Ketidakakuratan
Dalam banyak kasus, akurasi dalam berbahasa dipicu oleh faktor kesantunan. Ukuran dalam bahasa Indonesia menjadi tidak akurat.
Bahasa Edisi : Sabtu, 25 Juni 2022
Persetujuan Korban
Para penyusun Permendikbud Ristek hendak meminjam konsep sexual consent yang lazim digunakan oleh penutur berbahasa Inggris dalam kekerasan seksual.
Bahasa Edisi : Sabtu, 9 April 2022
Pencitraan
Para bakal calon presiden sudah mulai pencitraan. Kata netral yang mengandung peyorasi ketika bertaut dengan politik.
Bahasa Edisi : Sabtu, 11 Desember 2021
Darurat Militer
Menurut kamus darurat militer adalah “keadaan darurat suatu wilayah yang dikendalikan oleh militer sebagai pemimpin tertinggi”. Mengapa dipakai untuk pandemi Covid-19.