maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Nama seniman 82 tahun itu ikut disebut dalam buku Jejak Lukisan Palsu Indonesia yang diluncurkan di Galeri Nasional, Jakarta, dua pekan lalu. Beberapa lukisannya memang menjadi korban pemalsuan oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Pada usia senja, Srihadi masih aktif melukis di kanvas raksasa. Ingatannya tajam, badannya bugar, jauh dari kesan renta. Berikut ini kisah hidup Srihadi yang dituturkan kepada Dian Yuliastuti, Ananda Badudu, dan fotografer Seto Wardhana dari Tempo.
Untuk merayakan ulang tahunnya, serangkaian kegiatan digelar. Lakon Bila Malam Bertambah Malam, Hah, dan Jepret! dimainkan di Teater Salihara oleh kelompok Teater Mandiri. Lukisannya dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta. Di Galeri Indonesia Kaya digelar lomba monolog dan pembacaan puisi karyanya. Sebuah buku biografi pun akan diterbitkan. Putu konsisten terhadap tema yang diusungnya sejak awal berkarya: bertolak dari yang ada dan teror mental. Kepada Ananda Badudu dari Tempo, I Gusti Ngurah Putu Wijaya bercerita panjang-lebar soal hidupnya, termasuk soal stroke yang belakangan dideritanya.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.