maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Namun lelaki yang dijuluki "begundal Karawang-Bekasi" itu bermata jeli bagai elang dan licin seperti belut. Lukas selalu lolos dalam setiap penyergapan. Dia berkelebat bagai bayang-bayang dan menjadi mimpi buruk bagi tentara Belanda. Tempo menelusuri tragedi berdarah Rawagede itu dan menyingkap misteri sosok Lukas Kustario.
Sergio Fajardo Valderrama, sang wali kota, punya semboyan, ”Gedung-gedung yang paling indah haruslah berada di wilayah kita yang paling miskin.” Medio Agustus lalu, Y. Tomi Aryanto dari Tempo menyusuri daerah yang pernah dikuasai gembong kartel Pablo Escobar ini untuk melihat bagaimana sentuhan arsitektur yang dibawa Fajardo mampu menjinakkan kota kokain tersebut. Berikut ini laporannya.
Kendati berjuang mempertahankan kepentingan Jepang, Nakamura adalah putra suku Ami, suku asli Taiwan. Angkatan bersenjata merekrut Nakamura ketika ia berusia 25 tahun. Ia berperang sampai ke Pulau Morotai, menghadapi serbuan Sekutu dalam pertempuran Morotai, pertengahan September ini, 66 tahun silam. Berikut ini hasil penelisikan Idrus F. Shahab dari Tempo atas kehidupan Nakamura yang kaya tapi tragis itu.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.