maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Sajogyo merupakan empu ekonomi dan sosiologi pedesaan yang mumpuni. Ia dedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti, menulis buku, dan mengajar perihal masyarakat desa. Rumahnya di Bogor menjadi tempat singgah para mahasiswa yang ingin berdiskusi dan berkonsultasi dengannya tentang masalah pedesaan. Di rumah itu pula terkumpul 6.000 buku miliknya yang telah diwariskan ke Sajogyo Institute.
Dalam tiga kali pertemuan, Sajogyo menuturkan kecintaannya terhadap masyarakat desa kepada Grace S. Gandhi dan Rina Widiastuti dari Tempo. Tutur kata yang lemah lembut dan pikirannya yang jernih menandakan kecendekiawanan yang paripurna.
Kini, sebagai cendekiawan, bersama sejumlah kolega ia masih berusaha menata konstitusi agar bisa menjadi roh negeri berabad ke depan.
Kepada Widiarsi Agustina dari Tempo, ia menuturkan bagaimana bedanya pertikaian politik di era Konstituante dan pada masa reformasi sekarang. Sepanjang pembicaraan, tak sekali pun ia membuka catatan untuk mengingat tanggal dan nama. Ia jauh dari pikun. ”Resepnya tiga ber: berzikir, berpikir, dan bercinta,” katanya.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.