Edisi Senin, 19 Desember 2005
Sejak pertama kali tercatat pada 1907 sebagai wong lorek, ludruk terus beradaptasi, melintasi perjalanan waktu dan rezim. Antropolog sosial dari Universitas North Carolina, James L. Peacock, terpesona oleh seni ini, dan ia menulis buku yang jadi klasik tentang itu.
Ludruk, teater rakyat yang berasal dari kalangan miskin, telah bergerak: dari bentuk ngamen dari desa ke desa, pentas di pesta rakyat, menjadi bagian dari perjuangan, alat propaganda, hingga bertahan di jalur komersial. Dari masa ke masa, ada kelompok ludruk yang berjaya dan yang mati. Tapi, apa pun bentuknya, dan betapapun subtilnya, dagelan dan spirit protes dalam ludruk tetap bertahan.
Baca Selengkapnya
Layar di Edisi Lainnya
Edisi Senin, 5 Desember 2005
UNTUK ketujuh kalinya Jakarta International Film Festival (JiFFest) digelar. Kali ini acara itu berlangsung 9-18 Desember. Di samping film nonfiksi, seksi yang menarik adalah film dokumenter. JiFFest menyajikan keragaman film dokumenter terbaru dari Eropa Timur sampai Asia, dengan rentang tema dari etnografi sampai politik. Film dokumenter adalah film yang dipandang sering membeberkan realitas yang unik atau mengagetkan. Maka, spirit film dokumenter sering disebut sebagai ”cinema verite” atau sinema yang menguak kebenaran. Film-film dokumenter apa saja yang menarik, dan apa persoalan film dokumenter Indonesia, Tempo menuliskan untuk Anda.
Baca Selengkapnya
Edisi Senin, 7 November 2005