maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Memamerkan lenggak-lenggok penari ayu, dulu tayub pernah berjaya di telatah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sambil mabuk, para lelaki selalu berebut jadi pengibing, menari bersama si ledek. Begitu ketiban sampur, mereka dengan murah hati merogoh duit buat penari. Segala hajatan, dari sunatan, penikahan, sampai sedekah bumi, selalu diramaikan dengan tayub. Kini? Kesenian ini mulai mati di banyak daerah. Hanya sesekali suaranya terdengar sayup-sayup dari kampung terpencil. Di Blora dan Pati, masih banyak penggemar tayub, tapi para ledek-nya mesti pintar pula melantunkan lagu campur sari dan dangdut.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.