Kekuatan Ekonomi Biru Indonesia Timur
Pembangunan di bidang agro dan maritim sebagai potensi daerah.
Iklan
Minggu, 18 Agustus 2024
Pemerintah Kabupaten Buru Selatan sedang menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045. Peta jalan itu dipastikan sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa, visi tersebut berarti menjadikan Indonesia masuk dalam lima negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2045. “Kabupaten Buru Selatan tentunya harus menyusun peta jalan yang dapat mendukung perwujudan mimpi tersebut. Artinya, mampu berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional,” ujar Safitri.
Kontribusi Provinsi Maluku pada 2023 baru mencapai 0,70 persen. adapun proyeksi pada 2045, kontribusi Maluku terhadap PDB nasional diharapkan meningkat hingga 2,00 persen.
Peningkatan kontribusi ini selaras dengan arah kebijakan yang tertuang dalam dokumen RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional), bahwa pembangunan wilayah Maluku untuk 20 tahun mendatang diarahkan sebagai "Ekonomi Biru Timur Indonesia".
Menjadi kekuatan ekonomi biru, Kabupaten Buru Selatan akan fokus pada pendayagunaan sumber daya kelautan dan mengoptimalkan sumber daya lainnya berdasarkan prinsip berkelanjutan. Ada lima poin yang menjadi prioritas terhadap pengembangan ekonomi biru.
Pertama, pengembangan kawasan utama produsen perikanan secara berkelanjutan. Kedua, pembangunan dan pengembangan sarana pelabuhan laut untuk mendukung pengembangan produksi dan hasil produk hilirisasi komoditi perikanan dan pembangunan sektor pariwisata.
Ketiga, pengembangan potensi pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan kawasan pariwisata premium, pariwisata lokal, dan ekonomi kreatif. Keempat, penguatan rantai pasok industri pariwisata yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan, yang didukung dengan penerapan blue and green economy, digitalisasi, dan kemajuan teknologi.
Kelima, meningkatkan kualitas angkatan kerja, terutama di bidang perikanan, perkebunan, pariwisata, dan industri.
Safitri menyadari akan banyak kendala maupun tantangan mencapai mimpi Indonesia Emas 2045. “Apakah karena kendala tersebut lalu harus mengubur mimpi bersama? Kami sebagai pemimpin harus memiliki jiwa petarung,” ucapnya.
Menurut bupati perempuan pertama di Buru Selatan ini, jiwa petarung berarti seorang pemimpin daerah harus cerdas mencari solusi terhadap berbagai tantangan. Salah satunya adalah terkait harapan agar daerah mampu meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Karena itu kami telah menyiasati dengan kebijakan daerah yang ramah terhadap investasi. Melakukan penyederhanaan regulasi di Kabupaten Buru selatan dan juga melakukan transformasi pada birokrasi sehingga dapat meyakinkan para investor untuk berinvestasi,” tutur Safitri.
Buru Selatan, ia melanjutkan, punya potensi besar di bidang agro dan maritim (agro marine). Sebab itu, berbagai program diluncurkan demi mengungkit semua potensi tersebut. Safitri memastikan program-program itu sejalan dengan mimpi bangsa ini mencapai Indonesia Emas 2045.
Di sektor agro dan maritim, Pemerintah Buru Selatan membentuk program nelayan dan petani unggul. Implementasinya di 2024 melalui pemberian bantuan alat tangkap dan kapal kepada nelayan sebanyak 54 unit.
Sedangkan bantuan untuk petani berupa pupuk, bibit, dan alat pertanian. “Kami telah salurkan 7.647 item di masing–masing desa. Kami juga memeberikan bantuan modal usaha kerja kepada petani dan nelayan yang tersebar merata di setiap desa,” kata dia.
Langkah selanjutnya, Safitri mengimbuhkan, akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis teknologi. Pengembangan sumber daya agar dapat memenuhi program hilirisasi produk unggulan daerah di bidang pertanian dan perikanan.
Buru Selatan juga di rencanakan menjadi sumber penopang kebutuhan pangan untuk Blok Masela. Karena itu, Safitri meminta jajarannya menyediakan rencana kawasan transmigarasi yang tertuang dalam dokumen LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan).
Kawasan transmigrasi disiapkan di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kepala Madan, Kecamatan Fena Fafan, Kecamatan Leksula, dan Kecamatan Waesama. Total kawasan mencapai 133.871,54 hektare dengan tiga potensi unggulan padi, umbi umbian dan jagung.
Ada pula program Desa Unggul yang memiliki sekitar 5.000 lapangan kerja baru. Menurut Safitri, capaian di 2024 menunjukkan program itu telah melebihi target dengan ketersediaan mendekati 7.000 lapangan kerja.
Sedangkan bagi perempuan, Safitri menciptakan program 1.000 perempuan mandiri. “Kami memberikan bantuan modal usaha sekitar tiga ratus orang dan pelatihan usaha perempuan mandiri setiap tahunnya,” ujar dia.
Selanjutnya di sektor kesehatan terdapat program Desa Pintar Desa Sehat. Pemkab Buru Selatan berupaya setiap desa memiliki puskesmas pembantu atau pustu. Ada 81 desa tersebar di kabupaten, tahun ini 50 persen atau 41 desa telah memiliki pustu.
Adapun di sektor pendidikan, Pemkab Buru Selatan berhasil memastikan pendidikan anak usia dini atau PAUD tersedia di 81 desa yang ada. Siswa SD dan SMP juga mendapat bantuan buku maupun seragam gratis, serta beasiswa untuk mahasiswa.
“Kabupaten Buru selatan mulai dari 2025 juga akan terus memfokuskan pada pembangunan infarastruktur konektivitas antara wilayah,” kata Safitri. Konektivitas memang menjadi perhatiannya sejak awal menjabat di 2021, meneruskan program para pemimpin sebelumnya.
Salah satu hasilnya melalui keberadaan jalan lintas dari Namrole ke Leksula. “Sekarang sudah bisa dilewati masyarakat sehingga tidak perlu lagi menggunakan transporatasi laut. Dari Leksula juga sudah tembus ke Fena Fafan. Saya rasa ini merupakan bentuk keseriusan kami menata konektivitas,” kata dia.