Menuju Kota Logistik di Jawa Timur
Kota Probolinggo berpotensi menjadi Kota Logistik di Jawa Timur. Fokus pengembangan sumber daya manusia unggul.
Meski dikenal sebagai kota transit, Kota Probolinggo memiliki peran penting sebagai pusat administratif dan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Dari kota ini, masyarakat dapat menuju objek wisata seperti Gunung Bromo yang terkenal dengan panorama alamnya yang indah.
Kota Probolinggo berada di area tapal kuda Provinsi Jawa Timur dan menjadi penghubung antarkota di sekitarnya. Kota ini memiliki ekonomi yang beragam, termasuk perdagangan, jasa, dan industri kecil.
Kedalaman laut di sekitar pelabuhan di Kota Probolinggo yang lebih dalam dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya membuat kota ini berpotensi sebagai kota logistik. “Potensi ekonomi ini nantinya akan mendukung peningkatan kualitas kesejahteraan Kota Probolinggo,” kata Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis.
Dia mengatakan saat ini sudah berdiri Probolinggo Logistic Center, gabungan tiga perusahaan asal Korea Selatan, Korindo Group, Busan Port Authority (BPA) dan Korea Overseas Infrasctucture & Urban Development Corporation (KIND). Pembangunan PLC sebagai simbol kolaborasi, inovasi, dan komitmen dalam pengembangan sektor logistik dan distribusi di wilayah Kota Probolinggo.
Menurut Nukholis, pembangunan Probolinggo Logistic Center merupakan bukti kepercayaan investor asing di Indonesia. “Kalau ada kepercayaan dan jaminan keamanan, saya yakin nanti investor lain akan datang ke sini. Harapan saya akan tercipta lapangan kerja baru, peluang usaha, dan pendapatan bagi warga sekitar,” kata dia.
Adapun arah pembangunan Kota Probolinggo disinkronkan dengan kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Probolinggo sudah diharmonisasikan dan selaraskan dengan RPJPD Jatim dan RPJPN 2025-2045 dari aspek periodisasi maupun muatannya.
Nurkholis mengatakan harmonisasi kebijakan untuk menciptakan integrasi, konsistensi dan sinergi. Sehingga rencana pembangunan tidak bertolak belakang dengan kebijakan provinsi dan pusat. Dalam rencana pembangunan, Kota Probolinggo mengusung visi Probolinggo Kota Logistik, Tangguh, Maju, dan Berkelanjutan.
Visi itu didukung beberapa lima misi. Pertama, fokus terhadap sumber daya manusia unggul yang berdaya saing. Kedua, masyarakat mandiri dan sejahtera. Ketiga, transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Keempat, fokus terhadap menciptakan pemerintah yang adaptif dan layanan publik yang prima. Kelima, integrasi infrastruktur, konektivitas, dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Nurkholis mengatakan pembangunan dalam 20 tahun ke depan harus menggunakan paradigma baru yang lebih merata, berkeadilan, ramah lingkungan serta berkesinambungan. Paradigma tersebut semestinya menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan di daerah. “Program yang saya tawarkan seiring dengan visi misi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Terkait dengan paradigma ramah lingkungan dan berkesinambungan serta untuk mendukung aktivitas di area pelabuhan, Nurkholis yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur telah memfasilitasi bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Kota Probolinggo. Bantuan tersebut diberikan dengan kapasitas daya 25 kWp untuk UMKM di empat lokasi masing-masing 1 kWp.
Bantuan diberikan berdasarkan kebijakan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan PLTS. Program ini bertujuan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi yang berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “Ke depan, kami berupaya untuk memberikan bantuan yang sama untuk koperasi di Kota Probolinggo,” kata Nurkholis.
Kota Probolinggo memiliki berbagai potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan. Dengan memanfaatkan kekuatan lokal dan mendukung investasi di berbagai sektor, kota ini dapat mencapai perkembangan ekonomi berkelanjutan. “Siapa pun yang terpilih menjadi kepala daerah, saya berharap bisa memaksimalkan potensi yang ada,” kata Nurkholis.