Kementerian PUPR Modernisasi Irigasi untuk Mengairi 87 Ribu Hektare Sawah

Satu pekerjaan rehabilitasi daerah irigasi skala besar yang dilakukan oleh Kementerian PUPR adalah modernisasi Jaringan Irigasi Rentang di Jawa Barat yang mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektare.

Tempo

Sabtu, 25 September 2021

MAJALENGKA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan modernisasi jaringan irigasi rentang di Provinsi Jawa Barat yang  mengairi sawah seluas 87.840 hektare di  Kabupaten Majalengka (1.094 hektare), Kabupaten Cirebon (20.571 hektare), dan Kabupaten Indramayu (66.175 hektare) dengan memanfaatkan debit air Sungai Cimanuk yang besar.

Peningkatan kualitas jaringan irigasi tersebut adalah bagian dari program rehabilitasi daerah irigasi skala besar yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pekerjaan Umum,  selain membangun jaringan irigasi baru,  juga terus merehabilitasi jaringan irigasi yang  sudah ada. 

“Rehabilitasi irigasi rentang diharapkan dapat meningkatkan intensitas penanaman dari 130 persen menjadi 250 persen,” kata Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, Ismail Widadi menuturkan, modernisasi dilakukan karena sistem irigasi rentang di tiga kabupaten tersebut sudah berusia puluhan tahun, sehingga kinerja pelayanan airnya berkurang. “Pekerjaan modernisasi sudah berjalan 29,12 persen,” ujarnya saat menerima kunjungan media di lokasi irigasi rentang, Senin, 27 September 2021. 

Menurut Ismail, dalam melakukan modernisasi jaringan irigasi rentang Kementerian Pekerjaan Umum berfokus pada lima pilar. Pilar pertama adalah memastikan ketersediaan pasokan dan debit air dari Bendungan Jatigede agar pasokan air berjalan konsisten sesuai rencana. Pilar kedua adalah memperbaiki  sarana prasarana irigasi dan bangunan. 

Sedangkan pilar ketiga adalah menyempurnakan sistem pengelolaan irigasi sesuai dengan ketersediaan air dan pola tanam. Pilar keempat, dia melanjutkan,  ialah penguatan institusi kelembagaan melalui sinergitas tugas dan koordinasi. Adapun pilar kelima adalah meningkatkan pengetahuan para petani. 

Ismail menjelaskan, rehabilitasi jaringan irigasi rentang  dimulai sejak periode 2015 -2018 pada Sistem Irigasi Sindupraja (intake bagian kanan). Rehabilitasi dilanjutkan pada 2020 dengan memodernisasi  Sistem Irigasi Cipelang (intake bagian kiri) dengan pekerjaan berupa peningkatan bangunan utama (bendung dan kantong lumpur), peningkatan Saluran Induk Cipelang sepanjang 12,4 kilometer; Barat (30,8 kilometer), dan (Utara 30,2 kilometer). 

Selanjutnya adalah pekerjaan peningkatan saluran sekunder kiri sepanjang 199 kilometer, peningkatan saluran pembuang kiri  sepanjang 465 kilometer, pekerjaan telemetri di 46 lokasi, serta telecontrol di 8 lokasi. Selain itu dilakukan pekerjaan penunjang modernisasi, penguatan manajemen air irigasi berupa manajemen aset, demonstrasi peningkatan operasi irigasi dan pertanian, serta peningkatan kapasitas institusi pengelola irigasi, termasuk P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air), GP3A (Gabungan P3A),  IP3A (Induk P3A), dan Komir (Komisi Irigasi). 

"Pekerjaan modernisasi ini  membutuhkan anggaran yang besar, yaitu senilai Rp 5,5 triliun, dan dikerjakan hingga  2024 dengan melibatkan 10 kontraktor,"  Ismail mengungkapkan. Dia  menyebutkan, tingkat produksi beras di Kabupaten Indramayu pada 2020 mencapai 500 ton per tahun. Setelah modernisasi jaringan irigasi rampung diharapkan tingkat produksi beras bisa  meningkat menjadi 1,2 juta ton per tahun.

Rohman, petani di Desa Putri Dalem, Kabupaten Majalengka menyatakan senang dengan adanya pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi ini. “Debit air yang mengalir ke sawah kami melimpah.  Meski musim kemarau kami tidak takut kekeringan karena air dari jaringan irigasi terus mengalir ke sawah-sawah," tuturnya. 

Berita Lainnya