maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Indonesia menghadapi ancaman besar darurat pertanian akibat krisis jumlah petani, alih fungsi lahan pertanian, dan urbanisasi. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah pekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada 2015-2019 turun dari 33 persen menjadi 29 persen. Akibat alih fungsi lahan, kita mengalami defisit sawah 70 ribu hektare per tahun--bila produktivitas padi nasional 5 ton per hektare, gabah yang hilang tiap musim tanam sekitar 350 ribu ton. Rata-rata petani saat ini berusia 47 tahun ke atas. Regenerasi sektor pertanian kepada kaum milenial menjadi solusi.
Pada 2050, populasi bumi tidak hanya bakal bertambah menjadi 10 miliar jiwa, tapi juga makin makmur dan lebih urban sehingga kebutuhan area pertanian serta peternakan untuk pangan dan serat pakaian kian besar. Padahal lahan yang sehat dan produktif terus berkurang dan diperburuk oleh perubahan iklim akibat pemanasan global. Salah satu solusi untuk menyediakan pangan adalah pertanian urban dengan teknik hidroponik.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.