maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
KESULTANAN Palembang Darussalam yang ditaklukkan Belanda pada 1821 pernah memiliki sebuah perpustakaan besar berisi koleksi manuskrip. Sultan Mahmud Badaruddin II, penguasa Kesultanan Palembang dua abad silam, dikenal sebagai pencinta literasi. Ia ingin menjadikan kesultanannya sebagai pusat studi Islam dan sastra. Tatkala Kesultanan Palembang diserbu Belanda, sang Sultan diduga mengosongkan perpustakaan dan menyebarkan koleksi manuskripnya ke rumah-rumah bangsawan agar selamat. Para filolog Palembang kini berusaha melacak naskah-naskah itu.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.