Naskah-naskah Palembang yang Terlupakan
KESULTANAN Palembang Darussalam yang ditaklukkan Belanda pada 1821 pernah memiliki sebuah perpustakaan besar berisi koleksi manuskrip. Sultan Mahmud Badaruddin II, penguasa Kesultanan Palembang dua abad silam, dikenal sebagai pencinta literasi. Ia ingin menjadikan kesultanannya sebagai pusat studi Islam dan sastra. Tatkala Kesultanan Palembang diserbu Belanda, sang Sultan diduga mengosongkan perpustakaan dan menyebarkan koleksi manuskripnya ke rumah-rumah bangsawan agar selamat. Para filolog Palembang kini berusaha melacak naskah-naskah itu.

NASKAH-NASKAH kuno Palembang itu ditemukan secara tak sengaja oleh filolog Palembang, Nyimas Umi Kalsum, di bubungan atap masjid buyutnya. Total ada sebelas karung naskah. Nyimas menuturkan, moyangnya dulu penghulu di Kesultanan Palembang Darussalam. Rumah limas tempat leluhurnya dulu dipakai sebagai tempat belajar keluarga kesultanan. “Banyak naskah yang saya temukan, tapi bentuknya sudah menyerupai kerupuk. Garing, dan susa
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini