Surat Pembaca
Staf Kedutaan Indonesia Den Haag
PADA 19 Juni 2008 saya dan istri duduk di ruang tamu Kedutaan Indonesia di Den Haag, Belanda, menunggu anak kami yang sedang mengurus salinan legalisasi diploma doktornya. Karena pernah operasi lutut, istri saya tak bisa bersandar ke kursi jika meluruskan kaki: agak miring meski tak sampai tiduran.
Tiba-tiba seorang perempuan Indonesia menghampiri dan menegur dengan sikap kurang ramah. ”Maaf, Ibu, Bapak Dubes
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini