Mengikat Serat, Memintal Angan
Bak tirai, 1.600 kertas tisu melayang di tengah ruangan Bentara Budaya Jakarta, pekan lalu. Kertas tipis putih itu tampak kaku tergantung: vertikal berjajar-jajar, membentuk ruang bujur sangkar. Utasan-utasan benang menggantung, membuat setiap helai tisu mudah bergoyang diembus angin. Ringan seperti awan, namun kaku saat disentuh.
Di lantai, tertempel judul Future Forest yang digagas Biranul Anas, sang kreator. Baginya, kertas-kertas tisu i
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini