Pensil dan Batin Kampung Pengembara
Seorang tua bergelung konde kecil, dengan rambut dan jenggot memutih, bersandal jepit, berdiri di trotoar, bertahan dalam terik. Siang itu panas membakar bilangan Senen, Jakarta. Sebuah tripleks untuk tumpuan kertas dicangklongkan dari lehernya. Ia menggambar. Orang-orang mengerumuninya, ia tak terganggu. Seperti seorang pendekar dalam kisah-kisah silat, lelaki 67 tahun itu punya konsentrasi tinggi. Matanya awas menangkap mikrolet-mikrolet,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini