Perjalanan Putu Wijaya Sebagai Wartawan dan Dramawan
Putu Wijaya tak hanya menghidupkan seni teater. Ia juga jurnalis yang efisien dan berdisiplin. Selepas tenggat ke teater.
PERDEBATAN beberapa orang terpelajar, seperti Arief Budiman, Goenawan Mohamad, dan Salim Said, dalam sebuah pertemuan di kantor majalah Horison pada 1970-an menyisakan kesan mendalam bagi Putu Wijaya. Saat itu ia diajak dramawan W.S. Rendra datang ke Jakarta untuk berpentas. Selama di Yogyakarta, ia bahkan tak pernah menemukan perdebatan semacam itu. Perdebatan dengan landasan ilmu yang kuat.
“Saya kagum dan merasa sangat udik. Apa yang me
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini