Sebuah Ekspedisi Menghidupkan Tradisi
Lebih dari tiga dekade, tradisi menanam padi ladang menghilang dari Kampung Samo, Posi-Posi, dan Gumira, di kaki Pulau Halmahera, Maluku Utara. Masyarakat dari tiga desa tersebut lebih memilih membeli beras sebagai makanan selingan ketimbang bersusah-payah memelihara padi. Ada yang meninggalkannya lantaran bekerja di perusahaan kayu yang menebangi hutan di kampung, sehingga mereka mendapatkan upah sehari-hari untuk dibelikan beras. Ada pula yang awalnya terpaksa berhenti karena mengumpulkan dana untuk membangun surau di kampungnya yang roboh. Perkumpulan PakaTiva dengan dukungan Yayasan EcoNusa berupaya mengembalikan tradisi tersebut untuk membangun kemandirian pangan masyarakat, juga agar mereka menjaga hutan. Tempo mengikuti Ekspedisi Maluku yang digagas EcoNusa, yang antara lain mendatangi tiga kampung itu.
SABAN Sabtu pagi, Fahmi Harun bersiap memboyong istrinya, Suhaeba Hasim, dan anak bungsunya yang berusia dua tahun ke ladang. Dari rumah mereka di tengah perkampungan Desa Gumira, di kaki Pulau Halmahera, Maluku Utara, mereka berjalan sekitar 7 kilometer. Mereka menanjak ke atas bukit, lalu turun, kemudian menyeberangi sungai besar, dan masuk hutan.
Ladang mereka terletak di belakang bukit di punggung kampung itu. Dalam huma seluas 3 hektare te...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini