Dari Sisi Kiri Sungai Esil
"SAYA tidak punya kuda. Saya tidak punya pelana. Tapi saya bisa datang ke sini.” Berdiri di atas mimbar gedung megah Congress Centre, Nur-Sultan, ibu kota Kazakstan, 4 September lalu, sastrawan sepuh asal Korea Selatan, Ko Un, 86 tahun, berbicara tentang keberagaman sastra Asia. Ko Un, kandidat peraih Hadiah Nobel Sastra 2016, baru pertama kali datang ke Kazakstan. Dia memulai kalimat pidatonya dengan metafora yang berkaitan dengan kebudayaa
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini