Malam gelap-gulita. Listrik padam. Genset dipasang. Kaki-kaki itu bergerak ke depan-belakang sesuai dengan iringan musik gambus dan marwas. Kaki-kaki milik penari uzur sampai penari bocah dalam langkah ritmis. Itulah perhelatan Semarak Zapin Serantau—yang diadakan di sebuah pelosok desa di Bengkalis. Bengkalis dikenal sebagai sebuah kabupaten di Riau, tempat zapin tumbuh secara alamiah. Ia the soul of zapin. Ikuti laporan Tempo dari Bengkalis. Meski hujan deras, festival tetap mengesankan.
SELAT Baru, Kecamatan Bantan, 13 kilometer ke arah timur dari Kota Bengkalis, Minggu, 2 September 2007. Hari itu hujan turun. Makin malam makin deras. Para penari zapin dari Batam, Karimun, Pekanbaru, dan Singapura, yang sudah siap tampil dengan kostum lengkap, tampak masygul. Mata me reka waswas menatap hujan yang makin lebat.
Seharusnya kaki-kaki mereka telah melakukan gerak patah-patah yang indah di lapangan dekat rumah adat tempat berkumpul
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.