Dari Majalengka Melenting ke Muenchen
DALAM bayangan senja-, le-laki itu memelototi- bola-. Raut muka-nya seri-us-, wa-lau cahaya yang me-ne-robos je-ndela di lantai- du-a itu sudah mulai surut. Entah mag-net apa yang membuat ia terta-rik- pada bola. Ia memutar perla-han-. Sesekali ia memantulkannya di lantai, lalu me-naruhnya di ke-ranjang. Keti-ka hari mulai- gelap, le-laki itu tak beranjak dari ruang-an- yang pe-nuh dengan berkeran-jangkera-n-jang bola. Ia menyala-kan- lampu r-uan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini