maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke [email protected].

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Invasi Spesies Asing di Taman Nasional Kita

Spesies asing invasif menyerang puluhan taman nasional di Indonesia. Ancaman serius yang berdampak buruk pada ekosistem.

arsip tempo : 172752933252.

Invasi Spesies Asing di Taman Nasional Kita. tempo : 172752933252.

SERBUAN spesies asing invasif di puluhan taman na­­sional di Indonesia tak bisa dianggap remeh. Serangan tersebut harus segera ditangkal karena spesies in­vasif bisa menyebabkan kerusakan ekosistem yang serius serta menimbulkan kerugian ekologi dan eko­nomi yang besar.

Spesies asing invasif adalah hewan, tumbuhan, dan mikro­organisme lain yang dibawa ke tempat di luar wilayah jelajah alaminya dan memiliki dampak negatif. Mereka menimbulkan kerusakan dengan membentuk populasi di habitat yang di­invasi, mengurangi spesies asli, serta mengubah struktur dan proses ekosistem.

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 300 spesies invasif telah menyebar di Indonesia. Sebagian di antaranya menyerang taman nasional. Menurut riset Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lebih dari separuh dari 54 taman nasional terserang tumbuhan asing invasif. Serangan itu mengancam populasi satwa endemis dan tumbuhan khas Indonesia.

Contoh nyata terjadi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, tempat akasia berduri telah merambah lebih dari separuh area sabana di kawasan konservasi yang dijuluki Africa van Java tersebut. Kehadiran tumbuhan itu menekan ruang hidup rerumputan yang menjadi pakan banteng Jawa dan rusa Timor serta mengancam kelestariannya.

Hal serupa terjadi di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Pohon langkap yang invasif menekan pertumbuhan tanaman pakan badak jawa. Ancaman ini bisa mempercepat kepunahan satwa endemis tersebut—terutama setelah adanya laporan bahwa 26 ekor badak jawa dibunuh para pem­buru dalam kurun waktu belum lama ini.

Penyebaran spesies asing invasif sejatinya telah lama menjadi isu global mengingat dampak buruknya ter­hadap ekosistem. Laporan Penilaian Global Platform Kebijakan Sains Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem (IPBES) pada 2019 menemukan bahwa spesies asing invasif adalah satu dari lima penyebab utama hilang­­nya keanekaragaman hayati, di samping perubahan peng­gunaan lahan dan laut, eksploitasi langsung terhadap spesies, perubahan iklim, serta polusi. Kerugian ekonomi akibat mencegahnya mencapai Rp 6.644 triliun setahun secara global.

Namun, di Indonesia, persoalan ini belum ditangani dengan serius. Regulasi menangani ancaman spesies asing in­vasif masih sebatas tulisan di atas kertas. Pengawasan terhadap masuknya spesies invasif juga belum ketat. Sering kali bibit tanaman dari luar negeri yang invasif masuk tanpa hambatan berarti.

Pemerintah Indonesia perlu belajar kepada negara maju seperti Australia dalam menerapkan sistem keamanan dan seleksi ter­hadap masuknya spesies asing. Pusat karantina Australia sangat ketat mengatur perdagangan dan pergerakan spesies asing untuk mencegahnya masuk dan menyebar. Bila spesies invasif telanjur masuk, ada analisis risiko untuk mencegah dampaknya. Jika mudaratnya lebih besar dari manfaatnya, pemerintah Australia tak segan memberantasnya secara cepat.

Dengan kata lain, kesigapan dan ketegasan pemerintah membatasi spesies asing menjadi penting. Bila tidak, kehancuran dan kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia, termasuk di kawasan taman nasional, tinggal menunggu waktu.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 22 September 2024

  • 15 September 2024

  • 8 September 2024

  • 1 September 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan