Perempuan dalam Aksi Teror
Perempuan pelaku teror sejatinya merupakan korban terorisme. Perlu perubahan paradigma program deradikalisasi.
KETERLIBATAN perempuan dan keluarga dalam pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar, Ahad, 28 Maret lalu, hendaknya menjadi alarm nyaring bagi kita semua. Aksi nekat pasangan suami-istri, Muhammad Lukman Alfarizi dan Yogi Safitri Fortuna, merupakan tanda bahwa ada perubahan pola rekrutmen dan gerakan teror. Perubahan itu selayaknya diikuti penyesuaian dalam penanganannya, termasuk dalam program deradikalisasi.
Keduanya bukan pasangan pertama.
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini