Bertahan dari Penjara ke Penjara
MALAM itu, tahun 1968, saya masih ingat cuaca cukup dingin. Saya tidur pulas selepas melukis dan mencuci film dari kamera potret keliling. Rumah saya persis di belakang Universitas Trisakti, Jakarta, berdinding bambu dan berlantai tanah. Jadi, kalau terang bulan, cahaya masuk menembus dinding.
Entah pukul berapa, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu rumah. Tok-tok-tok...! Ternyata Pak RT. Ia diapit beberapa orang berbadan tegap, saya duga tentara
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini